Being easy to love another person than love yourself first.
Yourself need to know about love, my friends.
Banyak dari kita, dalam memahami cinta itu sendiri sangatlah salah kaprah. Baiklah, bukan berarti anda termasuk orang yang sama sekali awam mengenai cinta, dan saya sendiri pun sama sekali bukanlah ahlinya. Dan kalau judul buku dari mas muhammad ali ma’ruf ‘Perihal Cinta Kita Semua Pemula’ itu memang lah benar adanya.
Cinta, cinta. lu kira cinta itu apaan sih ? Okeh mafren, if u’re reading this shit article that i create, i know youre some person who know about .. (( isi sendiri aja lah ya)) bilang ke kawan-kawan mu yang selalu membincangkan cinta, merasakan cinta, dimabuk cinta, atau apalah itu yang mungkin dirimu saja sangatlah muak ketika mendengarnya ; ‘Lu sendiri ngomongin jatuh cinta, jatuh cinta. Apa emang bener lu sedang jatuh cinta, atau lu aja yang sendirian dalam jatuh cinta ? ’ Hahahaha.
Konteks pembicaraan tentang cinta itu sendiri memanglah berat, mafren. Apalagi kalau jatuh cinta, tapi ngga sama-sama ((saling)) jatuh cinta. Wkwkwkw :D. Mamam tuh, cinta. Tapi begini ya mafren, saya bilang begitupun bukanlah tanpa sebab, tapi memang saya sendiri juga sering merasakannya :( hiksss, berat-berat ((sambil meratapi kesedihan sendiri)).
Memang sih, istilah cinta dalam pandangan orang itu pun memang berbeda-beda. Yah masa ‘cinta’ yang memang benar-benar anugerah tuhan yang fitrahnya suci itu mau kita pahami kayak di kbbi sih ? its so rather than meaning in there, mafren.
Kalau kata mas iksan skuter ;
Cinta itu matahari kepada rerumputan
Ikhlas menyinari dan jujur menghidupi
Cinta itu lautan kepada nelayan
Berikan apapun tak mengharapkan imbalan.
Nahloh, lebih dari kbbi kan makna istilah nya. Apalagi definisi cinta itu sendiri datang dari diri kita sendiri ? Nah, lebih dalam kan pastinya. Yatapi bukan berarti di kbbi itu salah, dan hanya berdasarkan persepsi kita sendiri-sendiri lah yang benar. Tidak semuanya bisa seperti itu ya sobat perjombloan se-indonesia, se-tanah air. Ehhe.
Akhir-akhir ini saya sendiri pun sedang dimabuk cinta oleh mbanya~. Ehhe.
Engga kok, engga. Saya cuman bercanda. Nah, kalau sudah begini akankah mafren mengerti perkataan `bercanda` yang saya maksud ? Jadi apakah kutipan diatas itu memang nadanya `bercanda` dan memang sebuah kutipan teks biasa yang saya karang sendiri, atau mungkin kutipan itu memang lah benar ((adanya)) ? Nah, loh bingung sendiri kan ? Ini baru membahas konteks tentang `bercanda` dari tulisan saya.
Lah kalau membahas apakah selama ini dia hanya bercanda mencintaimu atau tidak, lalu bagaimana mafren?
sudahlah mafren itu tak penting. Lah tapi kalau doi selama ini memang benar-benar hanya bercanda mencintaimu, hanya mengisi ruang dalam hatimu tatkala dirinya memang kesepian ? ambyarrr sudah. Hahahaha~. Tapi tenang mafren, positifity itu harus. Ngga baik kalau terlalu banyak berpikiran yang macem-macem. Ngga perlu kamu jadi orang yang terlalu posesif, apa manfaatnya sih memiliki sifat posesif itu sendiri ? Lah wong kita yang gedebugan di dunia itu semuanya juga pemberian. Lah kok mau merasa bahwa kita itu memiliki ‘sesuatu’ ? berarti kita masih menjadi hamba yang amatiran kan ? hah kita ?
Just to remember the meaning of ‘love yourself first’.
Love yourself, lover yourself memang selama ini dirimu itu sebenarnya lebih dominan membenci dirimu kan, mafren ? Ada tatkala nya tulisan itu benar, saya rasa kita sering membenci diri kita sendiri, tapi sangatlah tidak peka bahwa itu memang sedang dan sering terjadi pada diri kita, dan anehnya kita malah merasa fine-fine aja.
Perasaan dan hati kita terlalu mengarah pada seseorang yang dianggap dialah satu-satunya yang harus dicinta, pokoknya dia ngerasa bersalah pun, diri kita juga ikut merasa bersalah. Diri kita sendiri yang menjadi tempat bersemayam jiwa kita, malah tanpa pernah perduli tidak kita akui keberadaanya. Tanpa pernah kita syukuri, kita benar-benar jarang menyadari hal itu. Hmm. Salah satu dari sekian problematika dalam hidup yang memang mungkin ;
Akhir-akhir ini saya sendiri pun sedang sibuk mencari-cari makna dari loving yourself first.
Begitulah pada intinnya, kita tidak pernah tahu apakah selama ini kita memang benar-benar dominan love yourself first, atau malah being easy to loving another person. Yeah, i did it. Diri sendiri kita lah yang tahu, maka sering-sering lah berkontemplasi, merenung dalam kesedihan, apakah dirimu dan dirimu yang sedang dilakukan itulah benar-benar dari dalam dirimu sendiri, atau hanya sebuah pencapaian sia-sia, untuk sekedar dilihat lebih dari sudut pandang mata orang lain ?