Tiga puisi gagal— bukan tentang cinta

Rafik NurF
2 min readMar 7, 2020

--

Photo by Joseph Barrientos on Unsplash

Empat puisi ini adalah salah satu dari 9 puisi yang gagal dimuat setelah saya submit ke media. Hore! Sila, mengejek atau membatin apapun tentang buram nya puisi ini. Nihil makna & bentuk, saya akui. Dan itu yaah, fucking true. *sedangNgambek

Teralienasi

— untuk desa-desa kecil tercinta.

Tiada yang menjadi ramai, seperti dulu

kota ini masih

berdindingkan alam. Dan terasing

adalah nyanyi burung-burung

di sudut terpencil

desa-desa tak bernama.

— Purbalingga, 2020

-

-

Pada sekitar hari-hari gelap

Badai angin mencari kemelut malam

Kau coba mencari sebuah cahaya

Dan yang kau temu hanya lampu

Hanya lampu merkuri.

-

Jalanan malam adalah hakim

Menghukum di antara lajur paling gelap

Dan dipertemukan untuk meninggalkan

keangkuhan-keangkuhan.

— Purbalingga, 2020

-

-

Gadis-gadis Itu Memandangi Kaca Jendela

— untuk gadis-gadis yang tak lelah membaca.

1.

sesekali, ruang baca seolah

hamparan luas tanda tanya

dan dirimu layaknya rumput kering

penuh debu dan merindukan embun.

-

pengetahuan seperti tetes kerinduan itu,

udara dalam tetesnya adalah

buku-buku yang tersemat di daun jendela.

-

2.

Kaca jendela seperti lubang

yang dibuat tupai atau tangan semesta.

Di dalamnya gadis-gadis membaca, dan

daun-daun melingkarinya lewat doa.

-

3.

Dedaunan pergi bersama angin

— ia menyapu debu pada gadis-gadis itu

ranting-ranting basah, lantas mengguyur

hamparan yang luas kering

di bawah pohon tua.

-

4.

Lantas segera engkau melihat

rerimbunan yang riuh

hamparan basah

dan gadis-gadis lelah.

— Surakarta, 2020

--

--

Rafik NurF
Rafik NurF

Written by Rafik NurF

sedang menemui dan menemukan kejutan-kejutan dari Tuhan.

No responses yet