hari ke-18: catatan

Rafik NurF
4 min readOct 18, 2020

--

(tulisan ini dibuat untuk tantangan 30DaysWritingChallenge, tahapan DAY 18: Thirty facts about myself)

Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash

Cerita itu tentu saja bisa menjadi demikian epik jikalau ditarik satu demi satu, fakta demi fakta, plot yang kuat, unsur pendukung lain, hingga terbentuklah narasi yang bombastis. Tapi ternyata terkesan absurd dan berakhir gagal seperti biasa.

Cerita itu kurang lebih semacam cerita pendek karya sendiri dengan bermodalkan perasaan yang sawang-sinawang, menyublimkan fakta-fakta dari dalam diri; pengalaman sendiri yang meresahkan; dan akhiran cerita yang sesuai kehendak.

Semua itu pernah dan kerap hinggap di kepala. Seperti untuk diwujudkan ke dalam sebuah karya, misalnya. Tapi toh nyatanya tidak juga ditemukan karya yang bagus, sebab hanya bermodalkan nekat menggunakan fakta-fakta dari catatan hidup yang kering itu. Barangkali karena kurang membaca sehingga sukar mengimajinasikan fakta-fakta itu, lantas menyatu padukannya dengan pengetahuan atau informasi yang dibutuhkan.

Tapi mungkin, karena sebagai subjek sentral di sini, bolehlah membagikan fakta-fakta hidup yang kering-kerontang itu. Fakta-fakta yang sukar dikaitkan antara satu ke satu yang lain, menurutku. Bisa jadi seperti ini:

  1. Sampai sekarang ndak pernah (seingatku) bilang “sayang”; “beb”; “cintaku” secara langsung/tidak langsung: melalui chat, dm, dll ke perempuan yg tengah didekati/teman sendiri.
  2. Ngantukan. Dalam keadaan lelah suka tidur di mana pun.
  3. Dari SD-SMP bisa dan suka pelajaran Matematika, tapi semenjak SMK-sekarang tidak penah bisa dan sulit sekali menyukainya kembali.
  4. Dijinkan dengan bebas berkendara motor selepas lulus SMK oleh orangtua.
  5. Baru doyan dengan “nasi” setelah kelas 4/5 SD (sebelum itu sehari-hari makan ketupat/chicky/telo/sejenis).
  6. Setelah sunat tidak meminta rokok sebagaimana kawan-kawan lain.
  7. Pernah ditakut-takuti guru PKN (yang juga wali kelas) bahwa aku dan kawan-kawan lain bisa dituntut sekian milyar semasa SMP (aneh ya, hmm). Gara-gara menjahili salah satu kawan kami & sebab waktu itu aku sindir lewat status FB.
  8. Merasakan perjalanan lewat Kereta & Pesawat; menginap di apartemen/hotel agak mewah; melanglang ke luar pulau; bolak-balik keluar kota; meeting dengan bapak-bapak: manager, general manager, spv, vp, dari perusahaan ternama; dan membenci sistem/cara kerja “Kapitalisme” saat itu juga karena memang mendengarnya langsung. Semua itu kurasakan baru pertama kali saat bekerja, tepat di umur 18 tahun lalu.
  9. Lumayan doyan sayur baru setelah mondok.
  10. Perokok aktif meski tidak sering (bahkan sebulan bisa cuman sekali/dua kali).
  11. Suka merenung dan berpikir lebih jauh tentang “diri” setelah menyukai buku-buku sastra/sejenis.
  12. Merasa kehilangan kawan dekat setelah sering berselisih paham/berseberang ideologi & itu soal agama.
  13. Tidak pernah pede tampil di depan banyak orang (apalagi panggung).
  14. Tidak terlalu suka mengikuti gaya/culture pop masa kini yang demikian menyeberang, kecuali memang selaras dengan prinsip.
  15. Tidak pernah tertarik dengan kehidupan selebriti/artis. Justru sering kepo keseharian dengan orang-orang yang berkesenian. Ya meski beliau terasing, aneh, atau sederhana sekali.
  16. Menyukai beragam genre musik mulai dari rock, hardcore, indie, modern rock, jazz, lo-fi, hiphop, accoustic, pop, country, dreampop/shoegaze, ambient. Dari musik jejepangan sampai skena musik lokal kabupaten.
  17. Tidak pernah dengan sengaja memutar lagu-lagu dangdut, meski ya bukan berarti tidak suka. Tapi kalo ga sengaja dengerin ya tidak masalah juga.
  18. Selalu menyediakan waktu buat sarapan pagi karena kebiasaan dari SD.
  19. Berat badan tidak /belum melebihi 50 kg.
  20. Pernah tidak suka dengan gaya hidup anak muda yang terlalu mainstream dan selalu ikut-ikutan, tapi setelah paham ternyata ya biasa-biasa aja (tidak membenci dan tidak ikut-ikutan juga).
  21. Belajar koding (bahasa pemrogramman) semenjak umur 15 tahun.
  22. Deadliner karena ingin menantang diri mencoba hal-hal tidak biasa.
  23. Tidak terlalu suka keramaian, & “keriuhan”. Kecuali untuk hal-hal tertentu.
  24. Sudah menggondrongkan rambut dua kali.
  25. Tidak peduli makan bubur diaduk atau tidak diaduk. (tidak suka mempermasalahkan makanan/selera makan).
  26. Memutuskan resign dari pekerjaan & memilih melanjutkan pendidikan, karena (salah satunya) tersadar dan merenungi berulang-ulang kutipan berikut:

“Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.”

– Menjadi Tua di Jakarta, Seno Gumira Ajidarma.

27. Lebih suka merampungkan buku kumpulan puisi/esai ketimbang novel-novel yang tebal.

28. Tidak pernah bisa berurusan dengan urusan “hardware” entah itu komputer/perangkat lain. Meski dulu jurusan TKJ.

29. Suka kopi hitam yang tidak terlalu manis. Sebab memang tidak terlalu suka gula.

30. Kalo siang atau sedang dengan kawan-kawan lain, suka guyon dan haha-hihi sekenannya. Tapi setelah sepi malam tiba dan sendiri, nggak tahu kenapa kerap menjatuhkan air mata.

Barangkali fakta-fakta di atas terlampau biasa saja, ya? atau malah mencengangkan. Hahaha.

Tapi tentu itu masih minim sekali dari fakta-fakta yang sebenarnya ada & sama sekali tidak perlu ditulis, di catatan rapuh seperti tantangan tulisan ini, misalnya.

--

--

Rafik NurF
Rafik NurF

Written by Rafik NurF

sedang menemui dan menemukan kejutan-kejutan dari Tuhan.

No responses yet