Setiap Minggu Pagi
Waktu Indonesia Bagian Kau Merasa Sepi dan Hanya Minggu Pagimu yang Dapat Mengerti
/00.01/
Kau menyadari bahwa dirimu telah tergeletak dengan laptop dan secarik kertas penuh oret-oretan, ketika satu pekan belakangan kau memilih bungkam dari dunia yang itu-itu lagi.
/02.01/
Sejak semalam kau mendaki pikiran dan angan-anganmu tentang sebuah kalimat yang dapat membuatmu bahagia — semacam sihir, melankoli; kata-kata yang hanya dapat kau cipta dengan perasaan yang purba.
kau merengek sebab l-u-p-a — u-n-t-u-k — m-e-m-b-u-b-u-h-k-a-n — t-a-n-d-a — b-a-c-a. kadang juga kau terseret di gua garba yang engkau sendiri tak tahu lagi kemana makna kalimatmu berjalan; kemana kata demi kata itu susut menjadi hilang.
sebab yang kau ingat hanya… (isi titik-titik berikut dengan harapan yang masih tersimpan dengan seseorang yang kini telah pergi).
/04.01/
Tanganmu terjulur ke sela-sela selimut sebab alarm handphonemu lebih nyaring dari notifikasi seseorang yang lama kau tunggu itu. alarmmu berhasil membuatmu diam; kau terjaga namun hatimu masih ter- (beberapa text hilang demi rasa, makna, dan upaya bahwa kau seharusnya tetap baik-baik saja).
Kau mengambil air wudhu; mukena kau kenakkan. di penghujung doa kau paham, hatimu masih tergeletak rapi berjejer dengan buku-buku favoritmu. penulis yang belakangan kau kagumi kehilaiannya mengungkapkan kata-kata-kata.
pagi ini kau hanya bisa menyelesaikan satu naskah — meskipun itu hanya berakhir draft.
/06.01/
kau pun bercermin, mengatupkan
dua bibir yang ranum dan, seperti biasa,
kau memostingnya di sosial-media;
s-e-a-k-a-n
pagi ini kau siap
menaklukan dunia
/08.01/
Bersepeda hari ini sepertinya mengasyikkan, kau menggumam
mungkin cuaca hari ini bisa membuat hati merekah, seperti
matahari yang tak lupa menitipkan berkas-berkas sinarnya
ke ujung pedal sepedamu yang biasa kau kayuh
untuk berpergian jauh — barangkali melepas lelah,
barangkali tak ingin membuatmu kembali
ke dunia yang itu-itu lagi.
/10.01/
Di tengah perjalanan kau baru ingat,
ibumu tengah memasak masakan istimewa
yang kau minta setiap minggu pagi.
setiap minggu pagi
kau teringat masakan ibumu yang
itu-itu lagi.